Sepuluh Anak Negro

Agatha Christie

Sepuluh Anak Negro
  • PDF
  • 297
  • 6 November 1939
  • Mystery, Crime, Thriller, Horror
Di seberang pantai Devon, sepuluh orang dengan profesi berbeda telah diundang menetap di Pulau Negro dalam sebuah rumah mewah untuk menikmati musim panas. Mereka masing-masing menyimpan rahasia, dan hadir disana dengan penuh harapan pada suatu sore yang indah.

Sebelum kebersamaan membuat mereka terlena, rentetan kejadian aneh tercipta menghasilkan kasus pembunuhan misterius yang menghantui kehidupan tergelap mereka. Dengan cepat pulau itu menjadi pulau maut yang penuh mimpi buruk.

Satu demi satu tamu yang datang meninggal dalam kondisi yang mengerikan dan penuh tanda tanya. Dalam keadaan panik dan mencekam, sebuah syair anak-anak menjadi satu-satunya saksi bagi takdir tak wajar yang menghampiri orang-orang itu disaat meregang nyawa.

  • Sepuluh anak negro makan malam;
    seorang tersedak tinggal Sembilan.
  • Sembilan anak negro bergadang jauh malam;
    seorang ketiduran, tingal delapan.
  • Delapan anak negro berkeliling Devon;
    seorang tak mau pulang, tinggal tujuh.
  • Tujuh anak negro mengapak kayu;
    seorang terkapak, tinggal enam.
  • Enam anak negro bermain sarang lebah;
    seorang tersengat, tinggal lima.
  • Lima anak negro ke pengadilan;
    seorang ke kedutaan, tinggal empat.
  • Empat anak negro pergi ke laut;
    seorang dimakan ikan hering merah, tinggal tiga.
  • Tiga anak negro pergi ke kebun binatang;
    seorang diterkam beruang, tinggal dua.
  • Dua anak negro duduk berjemur;
    seorang hangus, tinggal satu.
  • Seorang anak Negro yang sendirian;
    menggantung diri, habislah sudah.


[Daftar Ebook Terbaik] - The Queen of Mistery, itulah julukan yang disematkan kepada mendiang Agatha Christie dikalangan para novelis dan penikmat sejati karyanya. Bukan tanpa sebab, Agatha Christie sangat terkenal menulis novel detektif berjumlah sampai 66 buah ditambah 14 koleksi kisah pendek atau cerpen miliknya.

Sumber lain mengatakan Christie menerbitkan 80 buku dan telah terjual sebanyak lebih dari satu miliar eksemplar dalam bahasa Inggris dan satu miliar lagi dalam 45 bahasa asing, termasuk bahasa Indonesia. Menjadikan Agatha Christie sebagai penulis kisah misteri paling terkenal di dunia dan pengarang yang karyanya paling laku sepanjang masa dengan mengecualikan William Shakespeare.

Hampir semua karya Christie sukses menjadi best-seller dan diakui sebagai masterpiece dikalangan pecinta genre mistery dan crime. Mendengar prestasinya yang gemilang itu, The Queen of Mistery tentu bukan julukan yang main-main dan masih pantas disandang oleh Christie meski sudah hampir 5 dekade dari kematiannya.

Agatha Christie terkenal dengan series novelnya mengenai karakter fiksi Hercule Poirot dan Miss Marple. Tapi, karya terbesar Christie sendiri tidak lah melibatkan 2 karakter tersebut. Melainkan 10 karakter yang sepenuhnya berbeda.

Ya, novel terbesarnya adalah apa yang tengah Syams bahas disini. Sepuluh Anak Negro, atau Ten Little Niggers untuk terbitan Britannia Raya, dan And Then There Were None untuk terbitan Amerika Serikat. Dari judulnya yang bermacam saja, bisa ditebak kalau novel ini sedikit kontroversial bagi beberapa kalangan.

Banyak pihak beranggapan judul utama dari buku ini (Ten Little Niggers), adalah ungkapan yang rasis. Makanya diganti pada versi Amerika. Meski demikian hal itu tidak menghentikan karya ini menjadi novel terlaris untuk genre misteri memuncaki posisi pertama sampai hari ini, sekaligus menempatkannya sebagai salah satu buku paling laris sepanjang sejarah.

Sangat menakjubkan bukan?

Sebenarnya sih ungkapan Ten Little Niggers itu sendiri disadur ulang oleh Christie dari sebuah syair lama dengan judul asli Ten Little Indians. Yang lagi-lagi kontroversial karena karya sastra ini erat kaitannya dengan pembantaian suku Indian pada masa silam.

Tapi ketika kita berbicara plot cerita atau alur kisah yang disajikan novel ini sendiri, hal-hal seperti rasisme, negro, indian bukanlah tema yang coba dibawa oleh Agatha Christie. Buku ini murni novel misteri dengan narasi thriller yang menegangkan demi mengusik rasa penasaran pembaca agar menggunakan insting detektifnya dalam berbagai konteks peristiwa yang tidak biasa.

Sepuluh orang telah diundang ke sebuah pulau terpencil dilengkapi satu rumah indah untuk menikmati liburan musim panas dengan nyaman. Malangnya, para undangan tidak mengira akan ada pembunuh berantai diantara mereka. Pembunuh tersebut memiliki ideologi tentang keadilan yang lebih besar dari hidup mereka semua.

Dengan hati yang dingin, sang Unknown menargetkan satu persatu terdakwa melalui serangkaian hukuman bernuansa horror. Sajak anak-anak tentang "Sepuluh Anak Negro" di dinding menjadi saksi bisu kejadian mencekam yang telah terjadi.

Sepuluh Anak Negro Bahasa Indonesia, inilah novel detektif tanpa detektif, kisah pembunuh terhadap pembunuh. Siapkah pembaca dituntut menjadi detektif untuk memecahkan kasus kriminal dan menemukan pelaku utama dibalik mahakarya sang Ratu Misteri?